Minggu, 27 Maret 2016

Pemberian Obat Per Vagina,Rectum,Mata,Epidermis






KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II
TEKNIK PEMBERIAN OBAT

Disusun Oleh Kelompok 7:

Dia Hasna Oktavia Damanik          1532028
Lisyani Sihite                                     1532014
Rika Andriani                                    1532003
Rifka Yulistia                         1532013
Dosen Pembimbing : Irene Romlah, S.SiT, M.Kes


UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kesempatan dan kemampuan untuk menyelesaikan makalah tentang Teknik Pemberian Obat. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan. Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya Ibu Irene Romlah sebagai Dosen pembimbing mata kuliah Konsep Kebidanan.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi dan kami mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.

Palembang, 16 Maret 2016

                                                                                                Penulis





Daftar isi

































BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Obat didefinisikan sebagai suatu substasi/bahan yang digunakan untuk mendiagnosa, menyembuhan, mengatasi, mebebaskan, atau mencegah penyakit.
Pemberian obat pada pasien dapat diakukan dengan beberapa cara diantaranya Oral, intrakutan, subkutan, intravena langsung, bolus, melalui selang intravena, intramuscukar, melalui rectum, vagina, mata, kulit, teliga dan hidung. Dengan menggunakan prinsip 5 benar, yaitu;
1.    Benar pasien
2.    Benar obat
3.    Benar cara pemberian obat
4.    Benar pemberian obat
5.    Benar dokumentasi.
Obat disediakan dalam jeis yang bervariasi mengingat setip obat mempunyai kandungan dan kegunaan yang berbeda.
Mata adalah adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
Vagina adalah organ reproduksi wanita yang sangat rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan batas antara uretra dengan anus sangat dekat, sehingga kuman penyakit seperti jamur, bakteri, parasit, maupun virus mudah masuk ke liang vagina. Untuk itu, wanita harus rajin merawat kebersihan wilayah pribadinya.
Rectum adalah bagian dari saluran pencernaan diatas anus, dimana tinja disimpan sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui anus.
Epidermis adalah Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total. Pada permukaan luar kulit terdapat pori – pori (rongga) yang menjadi tempat keluarnya keringat. Kulit adalah organ yang memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah sebagai pelindung tubuh dari berbagai hal yang dapat membahayakan, sebagai alat indra peraba, sebagai salah satu organ yang berperan dalam eksresi, pengatur suhu tubuh, dll.
Disini kami akan menyajikan beberapa Teknik Dalam Pemberian Obat melalui Mata, Vagina, Rectum dan Epidermis.
BAB II
PEMBAHASAN

1.  Pemberian Obat Melalui Vagina

1.A Pengertian

Vagina adalah saluran berbentuk yang menghubungkan uterus ke alat kelamin bagian luar tubuh, meskipun ukuran vagia bermacam-macam pada wanita, namun ukuran panjangnya  berkisar 6 sampai 7,5 cm.

  Pemberian Obat pada Vagina merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobatisaluran vagina atau serviks. Oleh karena itu, khususnya untuk para wanita perlumengetahui hal ini dalam menjaga organ reproduksinya.


1.B Tujuan.
    Pemberian obat di Vagina dilakukan berbagai tujuan, antara lan utuk mengobati infeksi atau atau menghilangkan rasa nyeri, maupun gatal pada vagina. Obat yang dimasukkan dalam vagina dikenal dalam bentuk yang bervariasi ntara lain: Cream,Jelly atau Supositoria

1. C Persiapan Alat
a.     Obat  yang berbentuk supositoria ata krim.
b.     Sarung tangan disposible.
c.      Pelumas untuk obat supositoria.
d.     Aplikator dalam krim vagina.
e.     Kertas tissue/handuk..
f.       Kapas pembersih perineum.

1.D Prosedur Pelaksanaan.
1.     Pastikan tentang adanya order pengobatan.
2.     Siapkan peralatan.
3.     Cuci tangan.
4.     Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan dan jelaskan rasa tidak nyaman yang mungki dirasakan selama tindakan. (jaga privacy paien).
5.     Atur posisi pasien dan tutupi bagian tubuh yang tidak digunakan, pasien dalam posisi berbaring dengan lutut ditekuk dan direntangkan keluar.
6.     Atur peralatan yang akan digunakan yaitu: buka pembungkus obat supositoria dan letakkan diatas pembungkusnya yang terbuka. Bila menggunakan aplikator, isi aplikator dengan krim, jelly atau foam sesuai kebutuhan.
7.     Kaji keadaan dan bersihkan area parineal dengan cara pakailah sarung tangan, ispeksi lubang vagina untuk mengetahui setiap peradangan, perhatika bau dan setiap cairan yang keluar. Lakukan pembersihan parineal untuk menghilangkan mikroorganisme.
8.     Masukkan supositoria, krim jelly atau foam sesuai dengan kebutuhan.
9.     Setelah selesai keringkan area parineal, ambil bedpan dan perlak dan atur posisi pasien dengan nyaman.
10.                        Cuci tangan.
11.                        Bereskan peralatan dan catat tidakan anda.
12.                        Kaji respon pasien yag antara lain meliputi: rasa sakit dan kotoran atau cairan yang keluar.

1.E Daftar Tilik.




Dorsal recumbent

2.Pemberian Obat Melalui Mata
2.A Pengertian
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
Fungsi Mata Sebagai Alat Optik, karena mata merupakan salah satu contoh alat optik, karena dalam pemakaiannya mata membutuhkan berbagai benda-benda optik seperti lensa.
Penyakit Mata.

2.B Tujuan.
a.     digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa,
b.     digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
c.      Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi digunakan pada gangguan mata karena adanya infeksi oleh mikroba, masuknya benda asing ke dalam kornea mata atau kornea mata yang luka/ ulkus.
d.     Obat mata kortikosteroid digunakan untuk radang atau alergi mata atau juga bengkak yang bisa disebabkan oleh alergi itu sendiri atau oleh virus. Karena infeksi mata oleh virus itu resisten terhadap pengobatan biasanya digunakan obat mata golongan kortikosteroid untuk menghilangkan gejalanya saja. Kalaupun dengan antiseptik hal itu menghindari infksi sekunder.
e.     Gabungan antiseptik dengan kortikosteroid digunakan untuk masalah mata yang disebabkan oleh mikroba dan dengan keluhan bengkak/ radang juga gatal atau alergi.
f.       Digunakan untuk keluhan mata karena habis operasi.

2.C Persiapan Alat.
a.       Obat yang diperlukan.
b.      Kapas kering steril.
c.       Kapas basah (normal saline) steril.
d.      Kassa/penutup mata dan plester.
e.     Sarung tangan steril.

2.D Prosedur Pelaksanaan.
1.    Pastikan tentang adanya order pengobatan.
2.    Siapkan peralatan.
3.    Cuci tangan.
4.    Siapkan pasien yaitu dengan memberitahu pasien tentang pemberian obat. Bantu pasien mengatur posisi duduk atau berbaring sambil memiringkan kepala kearah mata yang sakit.
5.    Kaji mata pasien. Amati adanya gangguan pada mata misanya warna merah, adnya kotora, bengkak, pandangan kabur, mata sering dikucek-kucek dll.
6.    Masukkan cairan obat mata. Periksa nama, kekuatan dan jenis obat. Anjurkan memandang keatas dan beri pasien sebuah bola kapas. Buka mata dengan cara menarik kelopak mata bawah dengan jempol atau jari-jari tangan yang tidak memegang obat  lalu pegang obat tetes dengan tangan satunya.
7.    Dekatkan mata sampai berjarak 1 sampai dengan 2 cm dari mata lalu teteskan obat sesuai yang dibutuhkan pada kantong conjungtiva bawah 1/3 dari luar..
                                          i.    Bila obat berupa salep mata, pegang pipa salep diatas kantung konjungtiva atas dan oleskan sekitar 3cm salep dari kantus dalam keluar.
                                        ii.    Bila obat cair, pasien dianjurkan menutup mata selam 30 detik dan menekan hati-hati duktus nasolakrimalis agar obat tidak masuk ke duktus tersebut. Lalu anjurkan pasien menutup mata tanpa mengusap obat keluar.

8.    Bersihkan mata dengan cara mengusap dari arah dalam keluar.
9.    Tutup mata bila diperlukan dan kaji respon pasien.
10. Cuci tangan
11. Bereskan alat yang digunakan dan catat tindaka degan singkat dan jelas.

2.E Daftar Tilik


3.Pemberian Obat Melalui Rektal
3.A Pengertian
Rektal adalah Rectum adalah bagian dari saluran pencernaan diatas anus, dimana tinja disimpan sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui anus.
    Pemberian obat ini   Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anusatau rektum.
3.B Tujuan
      Dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat,menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
Obat dalam bentuk cairan yang banyak  diberikan melalui rektal yang sering disebut enema. Obat tertentu dalamm bentuk kapsul yang besar dan panjang (supositoria) juga dikemas untuk diberikan melalui anus/rektum.
3.C Persiapan Alat.
a.    Obat sesuai yang diperlukan: suppositoria, krim, jelly,atau foam dalam tempatnya  
b.    Aplikator (untuk sediaan bukan supositoria)
c.    Pelumas/vaselin/ jelly
d.    Sarung tangan
e.    Kain kasa
f.     Kertas tisyu
g.    Bak instrumen
h.    Bengkok dan Pengalas.
3.D Prosedur Pelaksanaan.
1.Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa (apabila obat dalam bentuk selain supositoria, maka masukkan obat dalam aplikator sesuai dosis)
5. Oleskan ujung pada aplikator/obat suppositoria dengan pelicin
6. Minta klien untuk menarik nafas dalam untuk merelaksasikan sfingter ani
7. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan aplikator/suppositoria dengan perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurang lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
8. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisyu
9. Anjurkan klien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih 5 menit.
10. Jika supositoria mengandung laktosit (pelunak faeces), maka siapkan pispot dan atau bantuan untuk ke kamar mandi jika efek laksatifnya mulai bekerja
11. Setelah selesai lepaskan sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Kaji respon klien
14. Dokumentasi: catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian
3.E Daftar Tilik





4.   Pemberian Obat Epidermis
4.A Pengertian.
Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total. Pada permukaan luar kulit terdapat pori – pori (rongga) yang menjadi tempat keluarnya keringat. Kulit adalah organ yang memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah sebagai pelindung tubuh dari berbagai hal yang dapat membahayakan, sebagai alat indra peraba, sebagai salah satu organ yang berperan dalam eksresi, pengatur suhu tubuh, dll.
Pemberin obat melalui Epidermis Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.
4.B Tujuan.
Bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.
4.C Persiapan Alat.
a.    Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim,aerosol, sprei).
2. Pinset anatomis.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Balutan.
6. Pengalas.
7. Air sabun, air hangat.
8. Sarung tangan.
4.D Prosedur Pelaksanaan
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah yang akan di beri obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan, mengompres.
7. Kalau perlu tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati.
8. Cuci tangan.
4.E Daftar Tilik