KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II
TEKNIK PEMBERIAN OBAT
Disusun
Oleh Kelompok 7:
Dia Hasna Oktavia Damanik 1532028
Lisyani Sihite 1532014
Rika Andriani 1532003
Rifka Yulistia 1532013
Dosen Pembimbing : Irene Romlah,
S.SiT, M.Kes
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
kesempatan dan kemampuan untuk menyelesaikan makalah tentang Teknik Pemberian
Obat. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Keterampilan Dasar Kebidanan. Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas.
Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya Ibu
Irene Romlah sebagai Dosen pembimbing mata kuliah Konsep Kebidanan.
Harapan
kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah ini agar menjadi lebih baik lagi dan kami mohon maaf jika ada kesalahan
dalam penulisan makalah ini.
Palembang, 16 Maret 2016
Penulis
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Obat
didefinisikan sebagai suatu substasi/bahan yang digunakan untuk mendiagnosa,
menyembuhan, mengatasi, mebebaskan, atau mencegah penyakit.
Pemberian obat pada
pasien dapat diakukan dengan beberapa cara diantaranya Oral, intrakutan,
subkutan, intravena langsung, bolus, melalui selang intravena, intramuscukar,
melalui rectum, vagina, mata, kulit, teliga dan hidung. Dengan menggunakan
prinsip 5 benar, yaitu;
1. Benar
pasien
2. Benar
obat
3. Benar
cara pemberian obat
4. Benar
pemberian obat
5. Benar
dokumentasi.
Obat disediakan dalam jeis yang bervariasi mengingat
setip obat mempunyai kandungan dan kegunaan yang berbeda.
Mata
adalah adalah organ
penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana
tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau
gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
Vagina
adalah organ
reproduksi wanita yang sangat rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan batas
antara uretra dengan anus sangat dekat, sehingga kuman penyakit seperti jamur,
bakteri, parasit, maupun virus mudah masuk ke liang vagina. Untuk itu, wanita
harus rajin merawat kebersihan wilayah pribadinya.
Rectum adalah bagian dari
saluran pencernaan diatas anus, dimana tinja disimpan sebelum dikeluarkan dari
tubuh melalui anus.
Epidermis adalah Kulit adalah organ terluar
dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan
sekitar 7 % dari berat tubuh total. Pada permukaan luar kulit terdapat pori –
pori (rongga) yang menjadi tempat keluarnya keringat. Kulit adalah organ yang
memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah sebagai pelindung tubuh dari
berbagai hal yang dapat membahayakan, sebagai alat indra peraba, sebagai salah
satu organ yang berperan dalam eksresi, pengatur suhu tubuh, dll.
Disini kami akan menyajikan beberapa Teknik Dalam
Pemberian Obat melalui Mata, Vagina, Rectum dan Epidermis.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pemberian Obat Melalui Vagina
1.A Pengertian
Vagina adalah saluran berbentuk yang menghubungkan uterus ke alat kelamin bagian luar tubuh, meskipun ukuran vagia bermacam-macam pada wanita, namun ukuran panjangnya berkisar 6 sampai 7,5 cm.
Pemberian Obat pada Vagina merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobatisaluran vagina atau serviks. Oleh karena itu, khususnya untuk para wanita perlumengetahui hal ini dalam menjaga organ reproduksinya.
1.B Tujuan.
Pemberian obat
di Vagina dilakukan berbagai tujuan, antara lan utuk mengobati infeksi atau
atau menghilangkan rasa nyeri, maupun gatal pada vagina. Obat yang dimasukkan
dalam vagina dikenal dalam bentuk yang bervariasi ntara lain: Cream,Jelly atau
Supositoria
1. C Persiapan Alat
a.
Obat yang berbentuk supositoria ata krim.
b.
Sarung tangan disposible.
c.
Pelumas untuk obat
supositoria.
d.
Aplikator dalam krim
vagina.
e.
Kertas tissue/handuk..
f.
Kapas pembersih perineum.
1.D Prosedur Pelaksanaan.
1.
Pastikan tentang adanya order pengobatan.
2.
Siapkan peralatan.
3.
Cuci tangan.
4.
Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
dan jelaskan rasa tidak nyaman yang mungki dirasakan selama tindakan. (jaga
privacy paien).
5.
Atur posisi pasien dan tutupi bagian tubuh yang tidak
digunakan, pasien dalam posisi berbaring dengan lutut ditekuk dan direntangkan
keluar.
6.
Atur peralatan yang akan digunakan yaitu: buka pembungkus
obat supositoria dan letakkan diatas pembungkusnya yang terbuka. Bila menggunakan
aplikator, isi aplikator dengan krim, jelly atau foam sesuai kebutuhan.
7.
Kaji keadaan dan bersihkan area parineal dengan cara
pakailah sarung tangan, ispeksi lubang vagina untuk mengetahui setiap
peradangan, perhatika bau dan setiap cairan yang keluar. Lakukan pembersihan
parineal untuk menghilangkan mikroorganisme.
8.
Masukkan supositoria, krim jelly atau foam sesuai
dengan kebutuhan.
9.
Setelah selesai keringkan area parineal, ambil bedpan
dan perlak dan atur posisi pasien dengan nyaman.
10.
Cuci tangan.
11.
Bereskan peralatan dan catat tidakan anda.
12.
Kaji respon pasien yag antara lain meliputi: rasa
sakit dan kotoran atau cairan yang keluar.
1.E Daftar Tilik.
2.Pemberian Obat Melalui Mata
2.A Pengertian
Mata adalah
organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling
sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang
atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian
visual.
Fungsi Mata
Sebagai Alat Optik, karena mata merupakan salah satu contoh alat optik, karena
dalam pemakaiannya mata membutuhkan berbagai benda-benda optik seperti lensa.
Penyakit Mata.
2.B Tujuan.
a. digunakan
untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi
pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa,
b. digunakan
untuk menghilangkan iritasi mata.
c. Obat mata
golongan antiseptik dan antiinfeksi digunakan pada gangguan mata karena adanya
infeksi oleh mikroba, masuknya benda asing ke dalam kornea mata atau kornea
mata yang luka/ ulkus.
d. Obat mata
kortikosteroid digunakan untuk radang atau alergi mata atau juga bengkak yang
bisa disebabkan oleh alergi itu sendiri atau oleh virus. Karena infeksi mata
oleh virus itu resisten terhadap pengobatan biasanya digunakan obat mata
golongan kortikosteroid untuk menghilangkan gejalanya saja. Kalaupun dengan
antiseptik hal itu menghindari infksi sekunder.
e. Gabungan
antiseptik dengan kortikosteroid digunakan untuk masalah mata yang disebabkan
oleh mikroba dan dengan keluhan bengkak/ radang juga gatal atau alergi.
f. Digunakan
untuk keluhan mata karena habis operasi.
2.C Persiapan
Alat.
a.
Obat yang diperlukan.
b.
Kapas kering steril.
c.
Kapas basah (normal saline) steril.
d.
Kassa/penutup mata dan plester.
e.
Sarung tangan steril.
2.D Prosedur
Pelaksanaan.
1. Pastikan tentang adanya
order pengobatan.
2. Siapkan peralatan.
3. Cuci tangan.
4. Siapkan pasien yaitu
dengan memberitahu pasien tentang pemberian obat. Bantu pasien mengatur posisi
duduk atau berbaring sambil memiringkan kepala kearah mata yang sakit.
5. Kaji mata pasien. Amati adanya
gangguan pada mata misanya warna merah, adnya kotora, bengkak, pandangan kabur,
mata sering dikucek-kucek dll.
6. Masukkan cairan obat
mata. Periksa nama, kekuatan dan jenis obat. Anjurkan memandang keatas dan beri
pasien sebuah bola kapas. Buka mata dengan cara menarik kelopak mata bawah
dengan jempol atau jari-jari tangan yang tidak memegang obat lalu pegang obat tetes dengan tangan satunya.
7. Dekatkan mata sampai
berjarak 1 sampai dengan 2 cm dari mata lalu teteskan obat sesuai yang dibutuhkan
pada kantong conjungtiva bawah 1/3 dari luar..
i. Bila obat berupa salep
mata, pegang pipa salep diatas kantung konjungtiva atas dan oleskan sekitar 3cm
salep dari kantus dalam keluar.
ii. Bila obat cair, pasien
dianjurkan menutup mata selam 30 detik dan menekan hati-hati duktus
nasolakrimalis agar obat tidak masuk ke duktus tersebut. Lalu anjurkan pasien
menutup mata tanpa mengusap obat keluar.
8. Bersihkan mata dengan
cara mengusap dari arah dalam keluar.
9. Tutup mata bila
diperlukan dan kaji respon pasien.
10. Cuci tangan
11. Bereskan alat yang
digunakan dan catat tindaka degan singkat dan jelas.
2.E Daftar Tilik
3.Pemberian Obat Melalui Rektal
3.A Pengertian
Rektal adalah Rectum
adalah bagian dari saluran pencernaan diatas anus, dimana
tinja disimpan sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui anus.
Pemberian obat ini Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat
melalui anusatau rektum.
3.B Tujuan
Dengan tujuan memberikan efek lokal dan
sistemik. tindakan pengobatan ini disebut
pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat,menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang
buang air besar.
Obat dalam bentuk cairan yang banyak diberikan melalui rektal yang sering disebut
enema. Obat tertentu dalamm bentuk kapsul yang besar dan panjang (supositoria)
juga dikemas untuk diberikan melalui anus/rektum.
3.C
Persiapan Alat.
a. Obat sesuai yang diperlukan:
suppositoria, krim, jelly,atau foam dalam tempatnya
b.
Aplikator
(untuk sediaan bukan supositoria)
c.
Pelumas/vaselin/
jelly
d.
Sarung
tangan
e.
Kain kasa
f.
Kertas tisyu
g.
Bak
instrumen
h. Bengkok dan Pengalas.
3.D
Prosedur Pelaksanaan.
1.Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung
tangan
4. Buka pembungkus obat
dan pegang dengan kain kasa (apabila
obat dalam bentuk selain
supositoria, maka masukkan obat dalam
aplikator sesuai dosis)
5. Oleskan ujung
pada aplikator/obat
suppositoria dengan pelicin
6. Minta klien
untuk menarik
nafas dalam untuk
merelaksasikan sfingter
ani
7. Regangkan glutea
dengan tangan kiri,
kemudian masukkan aplikator/suppositoria dengan
perlahan
melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurang lebih 10
cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
8. Setelah selesai
tarik jari tangan dan
bersihkan daerah sekitar anal dengan
tisyu
9. Anjurkan klien untuk
tetap berbaring telentang
atau miring selama kurang
lebih 5
menit.
10. Jika supositoria mengandung laktosit
(pelunak faeces), maka siapkan pispot dan atau bantuan
untuk ke kamar mandi jika efek laksatifnya mulai bekerja
11. Setelah selesai
lepaskan sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Kaji respon
klien
14. Dokumentasi: catat obat,
jumlah dosis, dan cara
pemberian
3.E Daftar Tilik
4. Pemberian Obat Epidermis
4.A
Pengertian.
Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi
seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh
total. Pada permukaan luar kulit terdapat pori – pori (rongga) yang menjadi
tempat keluarnya keringat. Kulit adalah organ yang memiliki banyak fungsi,
diantaranya adalah sebagai pelindung tubuh dari berbagai hal yang dapat
membahayakan, sebagai alat indra peraba, sebagai salah satu organ yang berperan
dalam eksresi, pengatur suhu tubuh, dll.
Pemberin obat melalui Epidermis Merupakan
cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan
hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi
infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion,
aerosol, dan sprei.
4.B Tujuan.
Bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan
kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit
dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.
4.C Persiapan Alat.
a. Obat
dalam tempatnya (seperti losion, krim,aerosol, sprei).
2. Pinset anatomis.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Balutan.
6. Pengalas.
7. Air sabun, air hangat.
8. Sarung tangan.
2. Pinset anatomis.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Balutan.
6. Pengalas.
7. Air sabun, air hangat.
8. Sarung tangan.
4.D Prosedur Pelaksanaan
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah yang akan di beri obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan, mengompres.
7. Kalau perlu tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati.
8. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah yang akan di beri obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan, mengompres.
7. Kalau perlu tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati.
8. Cuci tangan.
4.E Daftar Tilik